Dari namanya aja udah "Mountain Sickness" pasti tau dong maksudnya apa..
Penyakit ini tak serta-merta boleh diremehin gan. Pasalnya, Mountain Sickness akut biasanya terjadi pada pendaki, terutama jika para pendaki sudah mencapai ketinggian 2400mdpl, dan dampaknya juga gak main-main. Di beberapa kejadian, Mountain Sickness banyak merenggut nyawa para pendaki, umumnya karena salah penanganan, atau justru malah tidak ditangani sama sekali.Kalau udah gitu, siapa yang bisa disalahin coba? udah mantep mantep naik gunung, bawa carrier gede, foto-foto, pamer di sosmed, giliran udah ngecamp buat muncak, eh, ternyata malah kejadiannya ada yang sakit, trus gabisa nanganin. Udah gitu Agan-Sista tinggalin gitu aja temen yang sakit tadi di tenda, sementara Agan-Sista asyik menikmati perjalanan ke puncak gunung. Syukur-syukur deh kalau waktu balik ke tenda temen Agan masih survive. Tapi beda kejadian kan kalau tiba-tiba temen agan yang sakit tadi ternyata waktu deitengok lagi udah tergeletak kaku, ngabisa survive! Miris rasanya. (ini terjadi beneran, tapi admin lupa ini menimpa pendaki mana)
Bisa dibilang Mati Konyol. kenapa? ya karna ga ada yang bisa nanganin si sakit tadi, ga tau ilmunya. Kalau udah gini kan repot juga kejadiannya.
Maka dari itu, penting banget nih, kalau Agan-Sista ngerti ilmu tentang penanganan Mountain Sickness ini, minimal dasar-dasarnya deh. Jadi, semisal sewaktu-waktu Agan-Sista mau naik gunung, gaperlu cemas kalau ada salah satu anggota kelompok kalian mengalami mountain sickness ini. Bisa nambah ilmu juga kan..
Kenapa bisa Terjadi?
Jadi, Mountain Sickness atau altitude sickness ini terjadi karena "ketidakmampuan tubuh untuk beradaptasi dengan kondisi alam di pegunungan yang berbeda dibandingkan dataran rendah (tekanan udara dan kadar oksigen lebih rendah dibanding dengan dataran rendah) dan menyebabkan tubuh kekurangan oksigen.Nah, perbedaan tekanan udara ini kalau Agan-Sista amati, terlihat seperti saat kita membawa snack kemasan untuk bekal perjalanan dari rumah, plastik kemasan snack tersebut akan tampak lebih menggembung daripada biasanya. Dengan analogi seperti itu, yang terjadi pada tubuh adalah ibaratkan pembuluh darah sebagai bungkus snack yang menggembung. Penggembungan pembuluh darah tadi, mengakibatkan kebocoran cairan dalam tubuh kita. Kebocoran cairan ini ternyata yang menjadi penyebab si Mountain Sickness. Penyakit ini umumnya mulai terjadi setelah 6-10 jam setelah pendakian, dan akan membaik dalam kurun 1-2 hari.
Jika Agan-Sista termasuk pendaki yang ngejar waktu banget, pengen cepet-cepet sampai puncak, agan harus punya kondisi tubuh yang benar-benar fit, karena yang harus agan perhatikan juga, faktor lain yang menjadi pemicu mountain sickness nih gan, diantaranya:
– Ketinggian yang dicapai
– Medaki terlalu cepat
– Kelelahan
– Kekurangan cairan
Jadi jangan sampai gara-gara agan ngejar waktu, eh jatuhnya malah kena mountain sickness. Karena, jika seseorang terlalu cepat naik ke ketinggian tertentu tanpa ada proses adaptasi tubuh (Aklamasi) maka Penyakit ini mudah menyerang.
Gejala Jika Kalian Terkena Mountain Sickness
- Rasa mual
- Sakit kepala / Pusing / Pening
- Sesak nafas
- Nafas tersengal - sengal
- Nafsu makan hilang
- Sulit tidur
- Detak nadi semakin cepat
- Kehilangan keseimbangan
- dan bahkan muntah-muntah
Jika Ini Sudah Terjadi, Maka Harus Segera Diwaspadai
- Batuk terus menerus (awalnya batuk kering, kemudian batuk berdahak berwarna merah muda dan berbuih), demam, dan sesak nafas, yang tak kunjung mereda, walaupun penderita telah diistirahatkan. Besar kemungkinan, terjadi penimbunan cairan di paru-paru (Pulmonary Edema)
- Langkah kaki limbung, sakit kepala yang setelah diberi obat anti nyeri tetap tidak merespon, semakin sering muntah, mengalami gangguan pada saluran kemih, saluran cerna, kelumpuhan di satu sisi, tidak merspon saat diajak berbicara, penurunan kesadaran yang semakin memburuk. Besar kemungkinan, terjadi pembengkakan otak (Cerebral Edema)
Yang Harus Dilakukan Saat Terjadi Mountain Sickness
- Cara terbaik, ya istirahat gan! Jangan paksain tubuh buat naik lebih tinggi lagi, karna ini cuma akan membuat keadaan semakin parah.
- Jangan terburu-buru melanjutkan perjalanan, atur tempo berjalan
- Utamakan isi energi dengan mengkonsumsi biskuit atau snack lainnya saat sejenak mengambil jeda istirahat, + jangan lupa asupan air secukupnya
- Jangan tinggalin teman Agan-Sista sendirian saat doi terkena mountain sickness
- Batasi mengkonsumsi makanan / minuman berkafein dan beralkohol
- Kalau dirasa memang si sakit udah gakuat, usahakan cari tempat sedekat mungkin untuk nge-camp.
- Jika sudah parah, turunlah minimal 500m. dan cari bantuan medis secepatnya.
Cara Mencegahnya?
- Lakukan pemanasan dan latihan fisik sebelum mulai mendaki
- Jaga daya tahan tubuh supaya tetap fit
- Batasi mengkonsumsi makanan / minuman berkafein dan beralkohol karena dapat menimbulkan dehidrasi
- Lakukan penyesuaian terhadap dataran tinggi secara bertahap
- Konsumsi Air putih yang cukup
- Bawa obat-obatan pribadi, yang sekiranya dibutuhkan
- Istirahatkan tubuh sejenak bila gejala mountain sickness mulai muncul
Sekian dulu postingan tentang Mountain Sickness, next topik yang akan kita bahas mengenai macam-macam penyakit Gunung. Lah kok sama? Tenang aja, postingan berikutnya bakal menjelaskan secara lebih spesifik ke penyakit penyakitnya, beda dengan postingan yang ini, karena postingan yang ini bisa dibilang yang ngebahas secara global-nya, bukan satu-satu tentang penyakitnya.
So, Stay tune tongkrongin NerdsTraveler, yang bakal ngulik banyak info yang berhubungan dengan alam. Jangan Kapok Mampir ya Gan-Sist! See Ya!
0 komentar:
Post a Comment